TEACHING FACTORY SMK TEKNOMEDIKA PLUS

A. Latar Belakang

Teaching Factory SMK Teknomedika Plus adalah model pembelajaran yang bernuansa industri melalui sinergi sekolah dengan dunia usaha/industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar (Permendikbud 34/2018 lampiran 3 penjelasan umum). Sebagai pembelajaran bernuansa industri TeFa merupakan pembelajaran berbasis produksi (barang/jasa) yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di dunia usaha/industri (DUDI) dan dilaksanakan dalam suasana dan lingkungan kerja seperti di DUDI. Implementasi Teaching Factory di SMK Teknomedika Plus diharapkan dapat menjembatani kesenjangan serta menyelaraskan kompetensi tamatan dengan kualifikasi DUDI dan pengguna lainnya. Oleh karena itulah pelaksanaan TeFa menuntut keterlibatan atau kemitraan mutlak pihak DUDI, pemerintah, pemerintah daerah dan stakeholders lain yang terkait dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasi.

Pembelajaran TeFa memperhatikan keterkaitan antara kompetensi lulusan dengan produk. Hal ini berbeda dengan kegiatan Unit Produksi yang tidak selalu memperhatikan relevansi dengan kompetensi program studi. Pada pembelajaran TeFa siswa belajar melalui kegiatan produksi yang dirancang untuk pembelajaran, sementara pada workbased learning, siswa belajar melalui proses produksi yang berlangsung. Selain itu TeFa mengutamakan keterlibatan siswa secara menyeluruh dan membatasi outsourching.

Model pembelajaran TeFa SMK Teknomedika Plus adalah bagian dari pelaksanaan Kurikukum 2013 yang diharapkan mendukung terbentuknya tamatan sesuai kualifikasi DUDI dan pengguna lainnya. Pelaksanaannya mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), meliputi: Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian. Pengayaan atas standar yang ditetapkan diperbolehkan bila diperlukan.

Kerja sama antara SMK Teknomedika Plus dan DUDI yang saling menguntungkan pada akhirnya akan menumbuhkan ekosistem pendidikan kejuruan di sekolah yang diharapkan dapat menggerakkan dan meningkatkan sektor ekonomi sekitar melalui pemanfaatan, pengembangan, dan inovasi produk (barang/jasa) TeFa SMK Teknomedika Plus

B. Landasan Hukum

  1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
  3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
  4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
  5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
  6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

C. Tujuan Teaching Factory

Membekali lulusan SMK Teknomedika Plus dengan kompetensi teknis yang utuh dan riil serta karakter kinerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, berjiwa wirausaha serta memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja dan atau mengembangkan usaha secara mandiri.

D. Manfaat Teaching Factory

  1. Membaiknya kualitas, efektivitas dan efisiensi pembelajaran;
  2. Meningkatnya kesesuaian kompetensi dan kualifikasi lulusan SMK dengan kebutuhan dunia kerja;
  3. Meningkatnya tarap kebekerjaan dan produktivitas lulusan SMK melalui bekerja pada pihak lain maupun berwirausaha atau bekerja secara mandiri.

E. Nilai-nilai Dasar Teaching Factory

Beberapa nilai dasar yang harus dikembangkan dan ditanamkan kepada peserta didik melalui Teaching Factory SMK Teknomedika Plus antara lain sebagai berikut.

  1. Sense of quality (sadar mutu); memberikan keterampilan kepada peserta didik yang berkaitan dengan standar obyektif kualitas.
  2. Sense of efficiency (sadar mutu, waktu, dan biaya); membekali peserta didik dengan kemampuan untuk bekerja secara efisien guna menciptakan efisiensi kerja yang optimal dan mengukur tingkat produktivitas seperti praktik yang umumnya dilakukan oleh DUDI.
  3. Sense of creativity and innovation (kreatif dan inovatif), mengajarkan peserta didik untuk bekerja secara kreatif dan inovatif, melatih kemampuan problem solving sebagai ukuran kreativitas dan kemampuan untuk melihat peluang-peluang baru di DUDI seperti produk, desain dan sebagainya.
  4. Sense of professional at work (disiplin, integritas, loyal), membangun peserta didik menjadi pekerja yang tangguh, berkarakter dan berbudaya dengan tingkat kesiapan kerja sesuai sifat, tuntutan dan kebutuhan dunia kerja/DuDi
  5. Sense of Business (Jiwa Usaha dan Kewirausahaan), meningkatkan wawasan usaha dan kewirusahan serta mendorong peserta didik dan unsur sekolah untuk menciptakan usaha mandiri maupun berkelompok sesuai dengan keunggulan dan kearifan lokal.

F. Profil/Ciri SMK Teknomedika Plus Teaching Factory

Nama Unit Kerja : Teaching Factory SMK Teknomedika Plus
Jenis Kerja : Teaching Factory
Produk :
  1. Jasa Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan
  2. Barang Alkes, Minuman Herbal, Kebutuhan Rumah Tangga dan Aroma Terapi
Alamat Unit Kerja : Jl. Kaung Handap RT.002 RW.003 Kel. Karadenan Kec. Cibinong Kab. Bogor 16913
Webiste TeFa : tefa.smkteknomedikaplus.sch.id
Link Penjualan Produk : Toko Pedia dan Shopee
G. Produk

Penguasaan kompetensi merupakan tujuan utama model pembelajaran TeFa, termasuk peningkatan kesiapan dan karakter kerja yang diperoleh melalui pengalaman melakukan proses produksi berulang-ulang di tempat, tatanan atau aturan (SOP), serta suasana dan kondisi yang telah disesuaikan dengan standar DUDI. Sedangkan produk peserta didik TeFa yang berkualitas dan berstandar sehingga diterima oleh pasar (pelanggan), merupakan bukti bahwa peserta didik telah kompeten.

Jenis produk TeFa SMK Teknomedika Plus yang dipilih diupayakan sebanyak mungkin terkait kompetensi dasar yang ada pada kurikulum kompetensi keahlian, sehingga kegiatan-kegiatan proses produksi yang dilaksanakan oleh peserta didik, pada dasarnya merupakan manifestasi proses pembelajaran untuk menguasai kompetensi tersebut. Pemenuhan kompetensi peserta didik boleh jadi dilakukan melalui pengerjaan beberapa jenis produk, baik barang ataupun jasa sesuai kompetensi yang dipelajarinya. Dimungkinkan juga, satu jenis produk menuntut adanya keterlibatan kompetensi dasar (KD) dari kompetensi keahlian atau bahkan program keahlian lain yang ada di sekolah bersangkutan.

Dalam hal ini TeFa SMK Teknomedika Plus telah melakukan proses jenis produk jasa pemeriksaan laboratorium Kesehatan, sedang produk barang meracik minuman herbal, kebutuhan rumah tangga, aroma terapi dan penyediaan Alkes.

H. Indikator Capaian Teaching Factory

Capaian Pelaksanaan Teaching Factory dapat diukur melalui 7 parameter baku yang telah ditetapkan sebagai bahan evaluasi implementasi teaching factory di SMK Teknomedika Plus, yaitu sebagai berikut.

  1. Manajemen;
  2. Tempat Praktik (Bengkel/Laboratorium/Lahan, dsb);
  3. Pola Pembelajaran/Training;
  4. Marketing/Promosi;
  5. Produk (Barang/Jasa);
  6. Sumber Daya Manusia;
  7. Hubungan Industri

I. Struktur Organisasi Pengelolaan Teaching Factory SMK Teknomedika Plus